Halaman
Lebih dari 450 tahun kita dijajah oleh bangsa asing. Begitu kita lepas dari
penjajahan, apa yang mesti kita lakukan? Jawabnya tidak lain adalah
mempertahankan kemerdekaan, mengisi kemerdekaan dengan berbagai upaya
agar kita hidup sejahtera. Lain tidak. Sejalan dengan hal itu, agaknya kita perlu
mengetahui gagasan lain melalui wawancara dan buku terutama buku biografi.
Tidak kalah pentingnya, kita juga perlu berlatih menyusun wacana untuk
memperluas wawasan pembaca dengan kalimat yang bervariasi
Pelajaran 5
Merdeka ... Mari Bung
Kita Pertahankan
Sumber:
Indonesia Merdeka
Kemampuan Berbahasa
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)
50
A. Mendengarkan
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat menyimpulkan pokok-pokok pembicaraan
dalam wawancara.
Mendengarkan wawancara
Saat ini media TV sering menayangkan wawancara secara langsung. Begitu pula beberapa
stasiun radio. Media cetak pun tidak mau ketinggalan. Hal ini tentu dimaksudkan agar penonton,
pendengar, atau pembaca dapat menangkap informasi, pendapat, wawasan, ide, motivasi,
pemikiran, tanggapan, pengalaman, dan sebagainya dari narasumber secara langsung.
Mendengarkan wawancara perlu kejelian menangkap gagasan-gagasan pokok dari
narasumber. Uraian narasumber yang panjang pada dasarnya dapat diringkas ke dalam
beberapa kalimat saja. Tentu saja urutan, isi, dan sudut pandang narasumber dipertahankan.
Begitu pula proposinya.
Uji Kompetensi 5.1
1. Rangkumlah isi pembicaraan dalam wawancara berikut ini!
a.
Berkaitan dengan makin dekatnya pelaksanaan Pilkada (pemilihan kepala daerah),
bagaimana upaya pemerintah untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya migrasi
politik?
Tidak mudah. Tidak serta merta migrasi langsung memiliki KTP mengingat ada prosedur
yang harus dilalui sejak RT hingga ke tingkat atas. Itu pun harus ada surat keterangan
pindah penduduk atau keterangan lain yang sah.
b.
Bagaimana Anda melihat fenomena larisnya buku-buku sastra saat ini?
Peminat buku-buku sastra memang sudah lama lesu. Saya melihat laris manisnya
buku-buku sastra saat ini merupakan gejala yang sangat menggembirakan.
Penyebabnya
?
Saya kira semuanya itu tidak lepas dari meningkatnya budaya baca di Indonesia.
Sekarang ini tidak hanya buku-buku sastra yang laku juga buku-buku lainnya, memang
terutama buku-buku fiksi. Penyebab lainnya juga dipengaruhi oleh daya beli masyarakat
yang meningkat. (
Republika
, 8 Februari 2004)
Merdeka ... Mari Bung Kita Pertahankan
51
B. Berbicara
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat berwawancara dengan narasumber tentang
peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
1. Merancang Wawancara
Pernah menyaksikan reporter mewawancarai artis, kaum selebriti, konglomerat, tokoh
partai, pejabat negara, atau tokoh dunia di TV? Kalau Anda yang jadi reporter, apakah
Anda tidak suka? Apakah Anda tidak bangga? Nah, kalau mau, gampang. Anda harus
menjadi wartawan atau reporter lebih dahulu. Salah satu persyaratan reporter adalah piawai
melakukan wawancara. Bagaimana cara melakukan wawancara? Ikutilah petunjuk berikut!
a. Wawancara dapat dilakukan oleh perseorangan atau oleh kelompok. Kalau dilakukan
oleh kelompok, jumlah anggota kelompok dibatasi antara 3 – 5 orang saja. Di antaranya
harus ada yang menjadi ketua kelompok!
b. Menentukan topik wawancara! Ada banyak topik yang bisa dipilih. Masalah sinetron,
pertandingan sepak bola, penggusuran, isu kenaikan harga komoditi tertentu, dan lain-
lain. Topik yang baik adalah topik yang sedang “ngetren.”
c. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, apabila perlu, surat izin untuk
melakukan wawancara disiapkan.
d. Memilih narasumber! Ketua RT, korban bencana alam, penyandang dana bantuan
bencana alam, dan siapa pun dapat dipilih sebagai narasumber.
e. Menyiapkan beberapa pertanyaan dasar untuk wawancara! Kata tanya seperti
apa,
siapa, berapa, mengapa, bagaimana,
dan
di mana
dapat digunakan untuk mengawali
wawancara.
f. Melakukan wawancara dengan santun di luar kelas. Karena perlu waktu, wawancara
boleh saja dilakukan di luar jam sekolah agar tidak mengganggu proses belajar mengajar!
g. Laporkan hasilnya! Laporan lebih baik disampaikan secara tertulis. Sebelum dilaporkan,
ada baiknya konsep laporan dibicarakan dengan anggota kelompok.
2. Membuat daftar pertanyaan wawancara
Bertanya kepada narasumber hendaknya dilakukan secara sopan. Berbicaralah dengan
lafal yang jelas. Kata tanya dapat Anda gunakan. Bahkan tanpa kata tanya pun, Anda
dapat bertanya.
Uji Kompetensi 5.2
1. Seorang pewawancara memperoleh jawaban sebagai berikut. Bagaimanakah kira-kira
pertanyaan yang diajukan? Susunlah dalam dua versi. Versi pertama menggunakan kata
tanya dan versi kedua tanpa kata tanya!
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)
52
a. Berbagai bencana melanda Indonesia sepanjang tahun 2004.
b. “Sebagai orang kecil, saya patuh-patuh saja pada aturan, asal saya tidak rugi,” kata
seorang pedagang kaki lima yang sering kena gusur.
c. Kasus pemulangan TKI ilegal dari Malaysia tahun 2004 dan 2005 merupakan akibat
dari penanganan TKI pada kasus pendeportasian tahun 2002 yang setengah hati.
d. Keragaman maupun kualitas buku yang tersedia di negeri ini tampaknya bukan persoalan
yang mengganjal bagi sebagian besar anggota masyarakat. Pun, cara mendapatkan
buku atau kualitas layanan yang diberikan.
2. Lakukanlah wawancara secara beregu di luar jam pelajaran! Agar wawancara lancar, ikutilah
langkah-langkah di atas. Kemudian laporkan hasil wawancara Anda dalam bentuk laporan
hasil wawancara!
C. Membaca
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat merangkum isi bahasan tentang kebu-
dayaan.
Membaca intensif teks esai
Membaca dikatakan intensif kalau dilakukan dengan penuh kesungguhan untuk
memahami isinya. Salah satu indikatornya adalah dapat menyusun ringkasan, ikhtisar, atau
rangkuman. Rangkuman tidak harus bersumber dari dua tiga tulisan yang memiliki kesamaan
topik, dari sebuah tulisan pun bisa.
Uji Kompetensi 5.3
1. Bacalah penggalan tulisan berikut dengan cermat!
Merdeka ... Mari Bung Pertahankan
Usia Proklamasi Kemerdekaan RI sudah 60 tahun. Usia itu - jika dibandingkan
umur manusia normal di negeri ini - tergolong
sepuh
(sangat tua). Pernyataan
proklamasi yang diucapkan oleh duet Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia
di Pegangsaan Timur, Jakarta, tanggal 17 Agustus 1945 sudah mencapai usia
hampir tiga generasi jika satu generasi diukur pada usia 20 tahunan. Kata-kata
Bung Karno yang menyatakan bahwa kemerdekaan adalah jembatan emas menuju
bangsa Indonesia yang mandiri dan makmur sudah melampaui dua generasi. Tetapi,
jika salah satu parameter kemerdekaan bagi seluruh bangsa adalah kemandirian
serta kebebasan memilih pemimpin tertinggi politik, barangkali baru pada usia ke-
59 tahun kemerdekaan RI, bangsa Indonesia benar-benar merasa merdeka.
Merdeka ... Mari Bung Kita Pertahankan
53
Simak saja proses voting dalam pemilihan umum legislatif 5 April 2004 dan
eksekutif (memilih presiden) putaran pertama 5 Juli 2004. Dua pemilu itu benar-
benar menunjukkan daulat rakyat negeri ini untuk menikmati hari-hari
kemerdekaannya. Rakyat bisa memilih wakilnya di parlemen dan memilih pasangan
presiden-wakil presiden yang disukai tanpa paksaan. Tidak ada tekanan, intimidasi.
Tidak ada rasa takut untuk berbeda pilihan politik. Memang masih ada upaya
penggiringan agar memilih pasangan calon-calon tertentu atas dasar order politik.
Tetapi, yang terjadi pesanan memang diterima, tetapi hasil pilihan tak terikat pesanan
politik.
Bandingkan dengan pemilu-pemilu selama 32 tahun Orde Baru berkuasa. Pada
pemilu 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997, rakyat pemilih berada dalam depresi
yang menakutkan. Pada periode itu untuk memilih wakil rakyat di parlemen saja,
rakyat seolah berada dalam cengkeraman penjajah. Dipaksa memilih partai tertentu,
diintimidasi atau diancam, dan ditakut-takuti. Bahkan, rakyat diculik jika berani
berbeda pendapat.
Kini masa gelap seperti itu sudah berlalu. Habis gelap terbitlah terang. Putusan
memilih calon wakil rakyat serta pasangan calon presiden-calon wakil presiden
terang-benderang sesuai kehendak hati. Silakan mencoblos sesuai dengan
kepercayan si calon. Sebaliknya, yang tidak setuju terhadap calon lain tidak disertai
caci maki apa pun. Tapi, kemerdekaan rakyat negeri ini masih diuji pada pemilihan-
pemilihan presiden berikutnya. Bisakah rakyat mempertahankan kemerdekaan
individunya dalam menentukan pilihan? Melihat pengalaman pemilu legislatif dan
pemilihan presiden putaran pertama dan kedua kita patut optimis. Kemerdekaan
memilih pemimpin politik yang mandiri, aman, dan tertib, bakal bisa dipelihara semua
kalangan di negeri ini.
Jawa Pos
, 17 Agustus 2004
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan penggalan esai di atas!
a. Rumuskan gagasan utama setiap paragraf pada bacaan tersebut!
b. Pada teks tersebut terdapat beberapa fakta. Sebutkan empat saja!
c. Selain fakta, teks juga memaparkan opini penulisnya. Sebutkan empat opini penulis
yang Anda temukan pada teks di atas!
d. Teks di atas disusun dari sudut pandang tertentu. Dari sudut pandang manakah penulis
memaparkannya? Jelaskan!
e. Rumuskan kesimpulan yang dapat Anda peroleh dari teks di atas!
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)
54
D. Menulis
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat menyusun beberapa paragraf eksposisi
tentang hasil pengamatan.
Menulis Paragraf Eksposisi
Eksposisi biasanya menyajikan informasi mengenai hakikat sesuatu, petunjuk, proses,
atau pertalian beberapa hal. Apakah informasi itu diterima atau tidak, itu urusan pembaca.
Eksposisi biasanya dikembangkan dalam empat langkah, sebagai berikut.
1 234
menentukan topik
menentukan tujuan
menyusun
m
engembangkan
kerangka
kerangka
1. Merumuskan topik
Menentukan topik kelihatannya gampang, tapi susah. Disebut gampang karena sumber
paparan cukup banyak. Dikatakan susah karena topik yang dipilih bisa jadi sukar
dikembangkan. Topik yang terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal. Sebaliknya,
topik yang terlalu terbatas hanya menyajikan hal-hal remeh saja. Lalu bagaimana cara
memilih topik?
Pertama, topik hendaknya bermanfaat untuk memperluas wawasan dan pengetahuan
pembaca serta untuk ilmu pengetahuan sendiri. Kedua, topik harus menarik. Bagi penulis
topik harus memacu semangat untuk mengembangkannya. Bagi pembaca topik harus
dapat merangsang untuk membacanya. Ketiga, topik hendaknya dikuasai oleh penulis,
cakupannya tidak terlalu luas, tetapi juga tidak terlalu terbatas.
2. Menyusun kerangka
Paparan biasanya memuat tiga bagian, yaitu pendahuluan, tubuh paparan, dan penutup.
Sejalan dengan hal itu kerangka eksposisi mencerminkan ketiga bagian itu.
Ada dua model kerangka, yaitu kerangka
kalimat
dan kerangka
topik.
Perbedaan
keduanya terletak pada rumusan masing-masing. Perhatikan contoh berikut!
3. Mencari bahan tulisan
Pada masa sekarang penulis tidak akan kekurangan bahan. Buku, majalah, surat
kabar, dan internet akan memberikan informasi yang diperlukan. Kecuali itu, bahan dapat
diperoleh dari pengamatan dan wawancara.
Merdeka ... Mari Bung Kita Pertahankan
55
Uji Kompetensi 5.4
1. Perbaikilah urutan kata-kata berikut agar runtut, jelas, lugas, tegas, dan tidak berbelit-
belit!
a. migrasi – keseimbangan aliran sumber daya manusia – merefleksikan – dari suatu
wilayah ke wilayah lain
b. jika tidak ada ancaman penyakit mematikan – laju pertumbuhan penduduk – akan
melebihi perkiraan - para ahli PBB - membuat prediksi
2. Urutkanlah kalimat-kalimat berikut agar masing-masing membentuk paragraf eksposisi
yang logis!
a. Ini menandai perubahan yang mencapai puncaknya di “era pencerahan’’ dengan
diproklamasikannya kebebasan manusia dari otoritas agama, berkembangnya
sekularisasi, individualisme, dan rasionalisme.
b. Masyarakat Barat masa lalu boleh dikatakan gagal membangun masyarakat madani
berdasarkan agama yang mereka anut.
c. Sebagai reaksi atas keadaan itu, muncullah ‘pemberontakan’.
d. Sekian lama terpuruk dalam sistem pemerintahan ‘agamawi’ pada zaman
pertengahan, hanya penderitaan yang mereka peroleh.
3. Susunlah kerangka paparan dengan mengembangkan salah satu topik berikut! Anda
boleh menggunakan kerangka kalimat, boleh juga menggunakan kerangka topik!
a. Cara membuat kue.
b. Penduduk kampung kami ulet.
4. Kembangkan kerangka yang Anda susun itu menjadi sebuah paparan sederhana yang
terdiri atas tiga bagian, pendahuluan, isi, dan penutup!
E. Ada Apa dalam Bahasa Kita
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat membedakan berbagai jenis kalimat dilihat
dari berbagai sudut pandang.
Membedakan berbagai jenis kalimat
Pada pelajaran terhadulu kita sudah mengenal frase dan klausa. Bahwa dalam klausa
terdapat frase yang berfungsi sebagai subjek, predikat, atau objek, sudah kita ketahui. Bahwa
kalimat, bila ditulis, dimulai huruf kapital dan diakhiri tanda titik (.), juga sudah kita ketahui.
Pada pelajaran ini kita akan mengidentifikasi jenis-jenis kalimat ditinjau dari beberapa sudut
pandang.
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)
56
1. Mengidentifikasi kalimat mayor dan kalimat minor
Perhatikan kembali kalimat
Usia Proklamasi kemerdekaan RI sudah 60 tahun
dan
Kini masa gelap seperti itu sudah berlalu.
Masing-masing terjadi dari unsur yang menduduki
fungsi subjek (
S
) dan predikat (
P
). Karena memiliki kelengkapan
S
dan
P
, keduanya
digolongkan sebagai kalimat lengkap atau kalimat
mayor
. Kalimat jenis ini biasanya
digunakan dalam penyusunan (1) buku teks, (2) laporan, (3) pidato resmi, (4) undang-
undang, (5) peraturan, (6) surat dinas, dan lain-lain.
Bandingkan dengan kalimat yang diucapkan Aat dan Abi dalam percakapan berikut!
Aat
:
Kamu dari mana?
Abi :
Ponorogo.Kalau kamu?
Pertanyaan Aat termasuk kalimat mayor karena memiliki S (
kamu
) dan P (
dari mana
?).
Lain halnya kedua kalimat yang diucapkan Abi. Keduanya tidak memiliki unsur S dan P.
Keduanya merupakan bagian dari keterangan (
K
). Kalimat yang tidak memiliki kelengkapan
S dan P disebut kalimat tak sempurna atau kalimat minor (Alwi, 2000). Kalimat minor
antara lain digunakan untuk keperluan (1) berdialog, (2) bertelepon (3), mengucapkan salam,
(4) menyusun iklan, petunjuk, atau slogan walaupun tidak semua, dan (5) menyusun karya
sastra (tidak semua).
Uji Kompetensi 5.5
Tentukan lima kalimat minor dan lima kalimat mayor yang terdapat dalam penggalan berikut!
Pernah dengar anak kolong? Nah, dulu aku inilah salah satu modelnya. Asli. Totok. Garnisun
divisi Magelang (ucapkan: MaKHlang). Bukan divisi TNI dong. Kan aku sudah bilang: totok.
Jadi KNIL. Jelas kolonial, mana bisa tidak. Papiku loitenant keluaran Akademi Breda Hol-
land. Jawa! DAN Keraton. Semula tergabung dalam slagorde langsung di bawah Sri Baginda
Neerlandia saja; Ratu Wilhelmina kala itu. Tidak usah dibawahi Raja Jawa. Terus terang
Papi tidak suka pada raja-raja Inlander, walaupun konon salah satu nenek canggah atau
gantung siwur berkedudukan selir Kraton Mangkunegaran
(Y.B. Mangunwijaya,
Burung-Burung
Manyar
).
2. Mengidentifikasi kalimat tunggal dan kalimat majemuk
Perhatikan kalimat berikut!
–
Bumi makin sesak.
–
Masa gelap sudah berlalu, tetapi masa terang belum datang.
–
Itu isyarat PBB saat Zlotnik meramalkan kondisi planet bumi pada 2050.
Kalimat pertama terjadi dari unsur
S
(
bumi
) dan
P
(
makin sesak
). Karena terjadi dari
satu klausa kalimat tersebut disebut kalimat tunggal (Alwi, 2000).
Kalimat kedua terjadi dari dua bagian, yaitu
Masa gelap sudah berlalu
dan
masa
terang belum datang.
Keduanya dihubungkan dengan kata
tetapi
. Pada bagian pertama
unsur
Masa gelap
berfungsi sebagai
S
1
dan
sudah berlalu
sebagai
P
1
. Rangkaian
S
1
P
1
itu
Merdeka ... Mari Bung Kita Pertahankan
57
pun disebut klausa. Pada bagian kedua unsur
masa terang
berfungsi sebagai
S
2
dan
belum datang
sebagai
P
2
. Rangkaian
S
2
P
2
ini pun disebut klausa. Dengan begitu kalimat
kedua terjadi dari dua klausa. Kalimat yang terjadi dari dua klausa disebut kalimat majemuk.
Bagaimana kalau kedua klausa itu dipertukarkan tempatnya menjadi
Masa terang
belum datang, tetapi masa gelap sudah berlalu?
Maknanya tidak berubah, bukan? Kalimat
seperti itu disebut kalimat majemuk setara. Kedudukan klausa-klausanya setara.
Kesetaraannya dapat dilukiskan dengan diagram berikut.
Masa gelap
sudah berlalu
tetapi
masa terang
belum datang.
S
1
P
1
S
2
P
2
Klausa 1
kata penghubung
Klausa 2
Kalimat majemuk setara
Berbeda dengan kalimat pertama dan kedua, kalimat ketiga terjadi dari tiga unsur.
Kata
Itu
berfungsi sebagai
S
1
,
isyarat PBB
sebagai
P
1
, dan
saat Zlotnik meramalkan
kondisi planet Bumi pada 2050
sebagai
K
1
. Rangkaian
S
1
P
1
K
1
ini pun disebut klausa.
Kalau dikaji lebih lanjut, pada
K
1
unsur
Zlotnik
berfungsi sebagai
S
2
,
meramalkan
sebagai
P
2
,
kondisi planet Bumi
sebagai
O
2
, dan
pada 2050
sebagai
K
2
. Rangkaian
S
2
P
2
O
2
K
2
ini
pun disebut klausa. Klausa
S
2
P
2
O
2
K
2
menjadi bagian (bawahan) dari
K
1.
Karena terjadi dari
dua klausa, kalimat ini pun disebut kalimat majemuk. Karena memiliki klausa bawahan,
kalimat ini disebut kalimat majemuk bertingkat. Kata
saat
digunakan sebagai penghubung
(
konjungtor
) keduanya. Kedudukan dan hubungan kedua klausa itu dapat dilukiskan dengan
diagram berikut.
Itu isyarat PBB
saat
Zlotnik
meramalkan
kondisi planet
pada 2050.
Bumi
kata
S
2
P
2
O
2
K
2
penghubung
Klausa
2
S
1
P
1
K
1
Klausa
1
Kalimat Majemuk Bertingkat
Uji Kompetensi 5.6
Tentukan kalimat tunggal dan kalimat majemuk yang terdapat dalam penggalan berikut!
Ketika berada dalam rahim, kehidupan manusia telah diatur. Dengan apa dia
memperoleh makanan, bertahan dari benturan, tumbuh, dan berkembang, dan sampai
kapan harus lahir. Tak pernah ada yang protes. Semua patuh pada aturan-Nya.
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)
58
Sayang, hal itu tak berlanjut. Ketika hadir di dunia, banyak yang lupa bahkan
membangkang pada aturan-Nya. Mereka menganggap dirinya mampu mengatur dunia
dengan akal yang dikaruniakan kepadanya. Seolah-olah mereka mengetahui segala hal
yang terjadi di muka bumi ini. Muncullah kemudian sikap hidup atas dasar kebebasan.
Bebas berperilaku, bebas berbicara, bebas memiliki, bebas ... bebas ... dan bebas.
Akhirnya muncul pula jargon ‘semau gue’, dan ‘terserah masyarakat’. Tidak ada patokan
yang pasti.
Fenomena ini telah melahirkan kerusakan di muka bumi. Pola kontrol masyarakat
terhadap perilaku menyimpang akan hilang karena alasan ‘itu kan urusan masing-masing’.
(
Republika
, 29 Juli 2005).
3. Mengidentifikasi kalimat verbal dan kalimat nominal
Berdasarkan kategori (kelas, jenis kata) predikatnya, kalimat dibedakan menjadi
kalimat
verbal
dan
kalimat nominal
. Predikat kalimat verbal tergolong verba (disingkat
V
) dan
predikat kalimat nominal umumnya tergolong nomina (disingkat
N
).
Contoh kalimat verbal:
Mereka
makan dan minum
di kantin sekolah.
Kami
sedang berdoa
.
Contoh kalimat nominal:
Kami
pelajar SMA
. (P-nya nomina atau benda).
Bahasa Indonesia
tidak sulit.
(P-nya adjektifa atau sifat).
Saya
di Yogya
, dia
di Samarinda
. (P-nya adverbia atau keterangan).
Uji Kompetensi 5.7
Tentukan kalimat verbal dan kalimat nominal yang terdapat dalam penggalan berikut!
Pemilihan umum masih jauh. Namun, aromanya mulai terasa. Partai politik baru telah
bermunculan. Partai-partai lama yang lolos threshold berlomba memperkuat barisan untuk
menjadi pemenang. Yang tidak kalah menarik adalah adanya wacana agar anggota TNI
memperoleh hak pilih. Kontan wacana itu mendapatkan reaksi dari publik. Ada yang pro
dan ada yang kontra. Yang pro beranggapan bahwa memilih dan dipilih dalam pemilu
merupakan hak setiap warga negara. Wajar bila sebagai warga negara, anggota TNI menuntut
haknya dalam pemilu. Bagi yang kontra kiprah TNI di panggung politik pada masa Orde
Baru begitu menakutkan. Wajar bila pemberian hak suara bagi anggota TNI dikhawatirkan
mengganggu proses demokrasi yang sedang dibangun
(
Jawa Pos
, 6 Oktober 2006).
Merdeka ... Mari Bung Kita Pertahankan
59
○○○○○○○○○
○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○
Rangkuman
1. Mendengarkan wawancara kini mudah dilakukan karena hampir setiap saat televisi
menayangkannya, bahkan secara langsung. Dengan mendengarkan wawancara
banyak manfaat yang kita peroleh, seperti informasi, pendapat, wawasan, ide,
pemikiran, tanggapan, dan pengalaman narasumber secara langsung.
2. Wawancara dapat dilakukan oleh perseorangan atau kelompok kecil. Beberapa
pedoman yang perlu diketahui pewawancara, antara lain (1) menentukan topik,
(2) memiliki izin, (3) memilih narasumber yang relevan dengan topik, (4) menyiapkan
beberapa pertanyaan dasar, (5) melakukan wawancara dengan sopan, dan
(6) melaporkan hasilnya
3. Membaca dikatakan intensif kalau dilakukan dengan penuh kesungguhan untuk
memahami isinya. Salah satu indikatornya adalah dapat menyusun ringkasan,
ikhtisar, atau rangkuman.
4. Berbagai Jenis Kalimat
a.
Kalimat Mayor dan Kalimat Minor
Kalimat yang
memiliki unsur S dan P disebut kalimat lengkap atau kalimat
mayor
.
Kalimat jenis ini biasanya digunakan untuk menyusun (1) buku teks, (2) laporan,
(3) pidato resmi, (4) undang-undang, (5) peraturan, (6) surat dinas, dan lain-lain.
Kalimat yang tidak memiliki unsur S dan P disebut kalimat tak sempurna atau
kalimat minor. Kalimat minor biasanya digunakan untuk (1) berdialog,
(2) bertelepon (3), mengucapkan salam, (4) menyusun iklan, petunjuk, atau slo-
gan walaupun tidak semua, dan (5) menyusun karya sastra walaupun tidak semua.
b.
Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk
Kalimat yang terjadi dari satu klausa disebut kalimat tunggal, yang terjadi dua
klausa atau lebih disebut kalimat majemuk. Kalimat majemuk yang klausa-
klausanya sederajat disebut kalimat setara, yang salah satu klausanya menjadi
bagian (bawahan) dari unsur klausa lain kalimat majemuk bertingkat.
c.
Kalimat Verbal dan Kalimat Nominal
Berdasarkan katergori (kelas, jenis kata) predikatnya, kalimat dibedakan menjadi
kalimat verbal
dan
kalimat nominal
. Kalimat verbal berpredikatkan kata kerja
(verba), sedangkan kalimat nominal berpredikatkan kata selain kata kerja.
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)
60
Evaluasi
1. Tentukan apa yang menjadi pokok pembicaraan dalam wawancara berikut!
Buku sastra dewasa ini laris manis di pasaran. Ada komentar?
Saya kira sudah waktunya kita mengalami zaman keemasan buku-buku sastra.
Mengapa
?
Ada beberapa faktor buku-buku sastra sekarang ini laris manis. Satu, ini
berkat jasa badan Adi Karya IKAPI yang mendapat bantuan dari Yayasan Ford
Foundation yang mendapat tugas untuk menerbitkan buku-buku sastra. Dengan
demikian, ketakutan penerbit rugi akan terhapus. Dengan banyaknya buku sastra
di toko buku itu akan menarik perhatian. Faktor itulah penyebab sekarang ini
penerbit mendapatkan untung. Sejak saat itu dua atau tiga kali lipat penerbit
berlomba-lomba menerbitkan buku-buku sastra. Kedua, masalah pemasaran
sekarang sudah semakin baik. Dalam pengertian banyak cara yang digunakan
untuk memasarkan buku. Dengan mengiklankan, melakukan peluncuran buku
besar-besaran, dan sebagainya. Segi ini sangat penting. Dulu tidak ada cara
seperti itu.
Republika
, 8 Februari 2004
2. Identifikasikan pelaku, peristiwa, serta masalah yang terkandung di dalam penggalan biografi
berikut!
Hamka dilahirkan pada 17 Februari 1908 di Kampung Molek, Maninjau, Agam,
Sumatra Barat. Nama sebenarnya adalah Haji Abdul Malik Karim Amrullah.
Akronim namanya menjadi begitu populer serta menjadi identitas dirinya.
Dibesarkan dalam tradisi Minangkabau, masa kecil Hamka dipenuhi gejolak batin
karena pada saat itu terjadi pertentangan keras antara kaum adat dan kaum
muda tentang pelaksanaan ajaran Islam. Banyak hal yang tidak dibenarkan dalam
agama justru dipraktikkan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Inilah yang
ditentang kaum pembaharu di mana Hamka menjadi salah satu pendukungnya,”
papar Dr. Gusti Asnan, sejarawan dari Universitas Andalas, Padang, Sumbar.
(Liputan 6 SCTV).
Merdeka ... Mari Bung Kita Pertahankan
61
3. Susunlah kembali kalimat acak berikut sehingga terbentuk paragraf yang baik!
a. Ancaman ini bukan main-main.
b. Bukankah peningkatan jumlah penganggur berpotensi mengganggu stabilitas politik
dan keamanan?
c. Dibandingkan dengan kondisi per Oktober 2005, telah terjadi pembengkakan penganggur
hingga 1,35 juta orang.
d. Ini tidak bisa ditoleransi lagi!
e. Pada Agustus 2004, penganggur mencapai 10,25 juta orang atau 9,86 persen dari
jumlah angkatan kerja.
4. Sebutkan kalimat mayor, kalimat minor, kalimat tunggal dan kalimat majemuk yang terdapat
pada penggalan berikut. Masing-masing satu kalimat saja!
Masa kampanye. Banyak hal tak terduga. Juga pengalaman baru. Kalau selama ini
aku ikut ramai-ramai kampanye sebagai satgas partai, kali ini aku ikut kampanye sebagai
calon anggota dewan. Status dan pengalaman yang kuperoleh berbeda. Namaku ada di
daftar calon tetap. Ini serius. Pengurus partai benar-benar tulus meloloskan aku. Sebab
partai akan mendapat nama baik jika berhasil mengangkat tukang becak menjadi anggota
Dewan Kota. Berarti partai betul-betul mendengarkan dan memperjuangkan nasib rakyat.
Pak pengurus partai itu berkata, dengan mencalonkan tukang becak seperti aku jadi
anggota dewan berarti partai mampu mempraktikkan demokrasi secara benar. Demokrasi
mengandung kesetaraan bagi semua rakyat, untuk bersuara, dan untuk meraih jabatan
publik, katanya (Mustofa W. Hasyim,
Kali Code Pesan-Pesan Api
).
5. Sebutkan kalimat verbal dan kalimat nominal yang terdapat dalam dialog pada penggalan
berikut! Masing-masing dua kalimat saja!
Lelaki 1 : “Mungkin harus digasak dulu supaya dia menjawab.”
Lelaki 2 : “J
angan!”
Lelaki 1 : “Yang lain saja. Potongannya saja sudah salah.”
Lelaki 2 :
“Ssst.”
Lelaki 1 : “Bapak tahu apa yang Bapak makan ini?”
Lelaki 2 : “Basa-basi supaya hatinya terhibur sedikit.”
Lelaki 1 : “Cengar-cengir
seperti reklame pasta gigi.”
Lelaki 2 : “Pikiran
dan perbuatannya bertolak belakang.”
Lelaki 1 : “Sebentar .... Wah, terang saja. Ini kan orang buta.”
Lelaki 2 : “Pantas. Baunya tak sedap. Seperti bau apa ini ya?”
Lelaki 1 : “
Haaaaatsi.”
Putu Wijaya,
Edan
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XI (Program Bahasa)
62
Refleksi
Tanyakan kepada guru Anda masing-masing, berapa skor yang Anda peroleh dari jawaban
Anda atas soal evaluasi di atas! Cocokkan dengan tabel berikut untuk mengetahui tingkat
keberhasilan Anda dalam mempelajari materi pada pelajaran ini.
Tabel Penguasaan Materi
Skor
Tingkat Penguasaan Materi
85 – 100
Baik sekali
70 – 84
Baik
60 – 69
Cukup
< 60
Kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai skor 70 ke atas, Anda tergolong siswa yang
berhasil. Akan tetapi, kalau skor yang Anda peroleh di bawah 70, Anda harus mengulangi
pelajaran ini, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai.